Menu

Mode Gelap
Hadiri Maulid di Baturube, Jeffisa Putra Serukan Keteladanan Rasulullah SAW Sebagai Pedoman Hidup Ahmad Dhani Janji Dewa 19 Tampil Lagi di Sulteng bersama Ari Lasso dan Once Jika Ahmad Ali Jadi Gubernur Hidayat Lamakarate Ajak Masyarakat Banggai Titipkan Harapan Baru ke Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri Ahmad Ali Datangkan Dewa 19 Perdana Manggung di Luwuk, Baladewa Banggai: The Next Gubernur Dewa 19 Tampil di Luwuk Meriahkan Konser BerAmal, Ahmad Dhani Orasi Politik Abdul Karim Aljufri Menanggapi Dukungan Samsurizal Tombolotutu ke Kandidat Lain

Liputan Khusus

Proyek Abadi Jalan Kebun Kopi di Sulteng “Kritik dan Harapan”

badge-check


					Foto: Pekerjaan jalan kebun kopi dan Erwin Bulukumba Perbesar

Foto: Pekerjaan jalan kebun kopi dan Erwin Bulukumba

Palu,Suarapolitika.com – Jalan kebun kopi di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) kini dikenal sebagai proyek abadi. Penanganan jalan yang tak kunjung selesai setiap tahunnya, memunculkan stigma baru di masyarakat.

Pekerjaan perbaikan jalan kebun kopi sudah berlangsung lama, namun hasilnya seolah tidak pernah rampung. Puluhan hingga ratusan miliar rupiah dari APBN dialokasikan setiap tahun untuk perbaikan jalan ini.

“Saya juga prihatin dengan penanganan jalan kebun kopi. Terkesan jadi proyek abadi. Setiap tahun dikerja dan tak selesai-selesai,” ujar Sekretaris BPC Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Kabupaten Donggala, Erwin Bulukumba, Rabu siang (7/8/2024) di Palu.

Jalan kebun kopi di Sulawesi Tengah menghubungkan tiga wilayah, yaitu Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Parigi Moutong. Jalan ini kerap mengalami longsor dan genangan air setiap tahun saat musim hujan tiba.

Erwin menekankan bahwa pekerjaan jalan kebun kopi perlu dievaluasi.

“Setiap tahun dikerja, hanya titik-titiknya saja yang berpindah. Masyarakat juga mempertanyakan model penanganan jalan kebun kopi yang terkesan masih konvensional,” katanya.

Ia juga menambahkan, “Selain jadi proyek abadi, kesan masyarakat terhadap jalan kebun kopi adalah proyek yang sengaja diciptakan. Kenapa? penanganannya masih terlalu konvensional. Longsor tidak bisa dihindari, ada terus.”

Erwin menyatakan bahwa yang diuntungkan dari proyek ini adalah kontraktor, sementara pengguna jalan yang terkena dampak negatifnya.

“Pertanyaan saya, apakah tidak ada model lain penanganan jalan kebun kopi? Pasti adalah. Bukan lagi seperti cara-cara konvensional. Yang penting material longsornya disingkirkan dulu. Bukan begitu. Tidak apa-apa keluarkan biaya besar, yang penting sekali dikerja. Harus efektif dan efisien,” tegas Erwin yang juga Tenaga Ahli Gubernur Sulteng ini.

Ia juga menyoroti masih banyaknya jalan-jalan lain di Sulteng yang perlu dibiayai APBN.

“Masih banyak ruas jalan di Sulteng yang harus dibiayai APBN, dibandingkan jalan kebun kopi,” ujarnya.

Pada tahun 2023, ada dua item pekerjaan di jalan kebun kopi. Pertama, pekerjaan preservasi senilai Rp64 miliar lebih yang dikerjakan PT Sinar Arengka Setia Maju. Kedua, penanganan longsoran senilai Rp60 miliar lebih dengan multi years contrak (MYC) yang dikerjakan PT AKAS.

Dengan kondisi tersebut, diharapkan ada evaluasi menyeluruh dan perubahan metode penanganan jalan kebun kopi agar tidak lagi menjadi proyek abadi dan lebih bermanfaat bagi masyarakat luas. (*)

Baca Lainnya

KRAK Minta Penghentian Anggaran Proyek Jalan Kebun Kopi di Sulawesi Tengah

8 Agustus 2024 - 08:10 WITA

Asrar Bantah Lakukan Penipuan Kontrak Kerjasama Pertambangan Nikel

17 Juli 2024 - 05:22 WITA

Dugaan Penipuan Rp 600 Juta oleh Mantan Bupati Morowali Utara

16 Juli 2024 - 07:05 WITA

Direktur dan Komisaris jadi Tersangka Tambang Ilegal di Morut

4 Juni 2024 - 05:30 WITA

PT GPS Diduga Dalang Tambang Nikel Ilegal di Morowali Utara, Direktur Diperiksa Polda Sulteng

23 Mei 2024 - 05:30 WITA

PT GPS Diduga Dalang Tambang Nikel Ilegal di Morowali Utara, Direktur Diperiksa Polda Sulteng
Trending di Liputan Khusus