SUARAPOLITIKA.COM – Abdul Karim Aljufri berbagi cerita tentang pertemuannya dengan Ahmad Ali kepada Pdt. Damanik dan Pdt. Fia dalam sebuah diskusi yang berlangsung di Rumah Mesale, Tentena. Pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat upaya rekonsiliasi dan membahas cara-cara menghadirkan harmoni di tengah keragaman Sulawesi Tengah.
Abdul Karim Aljufri, dalam obrolan hangat itu, mengungkapkan kesan positifnya terhadap Ahmad Ali, tokoh masyarakat yang belakangan ini menjadi rekannya dalam mengupayakan perdamaian.
βSaya kenal Kak Mat sesungguhnya belum lama, tidak selama perkenalan Pak Damanik dan Pak Fia. Tapi dalam waktu singkat saya kemudian memahami bagaimana pribadi Kak Mat,β kata Abdul Karim, menyiratkan keyakinannya akan kesungguhan Ahmad Ali dalam mendukung perdamaian dan keharmonisan di wilayah tersebut. Kamis (7/11).
Di sisi lain, Pdt. Damanik menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran Abdul Karim dan kesempatan untuk berbagi pandangan di kediamannya. Damanik juga menceritakan tentang perjalanan hidupnya dan hubungan baiknya dengan Ahmad Ali dalam mewujudkan kerukunan lintas agama di Sulawesi Tengah. Dalam kesempatan itu, Damanik menyinggung peran penting dari Ustad Sagaf Aljufri yang telah membantu mempercepat proses rekonsiliasi pada masa-masa sulit.
βBahkan Ustad Sagaf Aljufri adalah orang yang merekomendasikan dan menjamin saya untuk keluar lebih cepat dari tahanan untuk mempercepat rekonsiliasi,β aku Damanik, mengingat jasa besar yang diberikan Ustad Sagaf dalam merintis upaya perdamaian.
Dalam suasana yang penuh persahabatan, ketiga tokoh ini membahas langkah-langkah konkret yang akan diambil untuk membangun harmoni di tengah keberagaman budaya dan keyakinan di Sulawesi Tengah. Mereka sepakat bahwa kerjasama lintas agama perlu terus dipupuk dan dikembangkan sebagai dasar bagi upaya rekonsiliasi yang berkelanjutan.
Percakapan yang terjalin di Rumah Mesale Tentena ini menjadi contoh penting dari komitmen tokoh-tokoh lintas agama dalam membangun masyarakat yang damai dan harmonis. Mereka berharap agar seluruh masyarakat Sulawesi Tengah dapat ikut serta dalam upaya ini, dengan semangat saling menghormati dan memahami.
Upaya ini diharapkan dapat membuka jalan bagi terciptanya kesadaran kolektif tentang pentingnya keharmonisan di tengah perbedaan. Abdul Karim, Ahmad Ali, Pdt. Damanik, dan Pdt. Fia bertekad untuk menjadi teladan dalam membangun hubungan yang positif antarumat beragama, sekaligus menginspirasi komunitas lokal untuk hidup berdampingan dengan rukun.
Kegiatan ini bukan hanya menjadi langkah untuk mempererat tali persaudaraan di antara para tokoh agama, tetapi juga menjadi simbol harapan bagi masa depan Sulawesi Tengah yang damai dan harmonis di tengah keberagaman./8