Opini: Desa dan Tantangan Pengelolaan BUMDes
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan salah satu instrumen strategis yang dirancang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi desa melalui pengelolaan potensi lokal. Dengan dukungan penuh dari pemerintah melalui dana desa, BUMDes diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menggerakkan roda ekonomi desa. Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa tidak semua BUMDes berjalan sesuai harapan. Sejumlah faktor menjadi penyebab utama kegagalan dalam pengelolaannya.
Kapasitas Manajerial dan Profesionalisme yang Rendah
Salah satu penyebab utama kegagalan BUMDes adalah kurangnya kapasitas manajerial yang memadai. Banyak BUMDes didirikan dengan semangat gotong royong yang tinggi, namun sayangnya tidak dibarengi dengan pelatihan manajemen yang sesuai. Hal ini menyebabkan banyak pengurus BUMDes tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang cara mengelola usaha secara efisien dan efektif.
Selain itu, manajemen yang tidak profesional menjadi faktor risiko yang besar. Tanpa adanya struktur organisasi yang jelas dan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, pengelolaan BUMDes menjadi rentan terhadap kesalahan strategis dan operasional. Hal ini sering berujung pada kinerja keuangan yang buruk dan bahkan kebangkrutan usaha.
Ketergantungan pada Dana Desa
Banyak BUMDes yang masih sangat bergantung pada dana desa sebagai modal utama dalam menjalankan operasionalnya. Memang, dana desa memiliki peran penting sebagai suntikan awal untuk mendirikan usaha, tetapi ketergantungan yang berlebihan tanpa adanya usaha untuk mengembangkan kemandirian finansial dapat menjadi bumerang. Ketika dana desa berhenti mengalir, banyak BUMDes yang tidak mampu bertahan karena tidak memiliki sumber pendapatan mandiri.
Kurangnya Inovasi dan Diversifikasi Usaha
Inovasi merupakan kunci penting dalam menjaga keberlangsungan usaha di tengah persaingan pasar yang semakin ketat. Namun, banyak BUMDes yang hanya mengandalkan satu jenis usaha atau produk, tanpa upaya diversifikasi. Akibatnya, saat terjadi perubahan pasar atau penurunan permintaan terhadap produk utama, BUMDes tersebut langsung merasakan dampaknya.
Sebaliknya, BUMDes yang sukses biasanya mampu memanfaatkan potensi lokal dengan baik. Misalnya, desa yang memiliki sumber air pegunungan dapat mengelola usaha penyediaan air bersih bagi masyarakat. Selain itu, pelatihan yang berkelanjutan bagi pengurus BUMDes dapat meningkatkan kemampuan dalam mengelola usaha, sehingga mampu menghadirkan inovasi yang relevan dengan kebutuhan pasar.
Pengelolaan Keuangan yang Tidak Transparan
Sistem pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel merupakan fondasi utama dalam menjaga keberlanjutan BUMDes. Sayangnya, masih banyak BUMDes yang menghadapi kendala dalam hal ini. Pengawasan yang lemah dan minimnya transparansi dalam pengelolaan dana sering kali menjadi celah yang dapat disalahgunakan, baik secara sengaja maupun tidak disengaja.
Kegagalan dalam menerapkan sistem akuntansi yang baik sering kali mengakibatkan hilangnya kepercayaan masyarakat. Ketidakpercayaan ini berdampak negatif pada dukungan masyarakat dan menghambat aliran investasi dari pihak luar. Sebaliknya, BUMDes yang berhasil menerapkan sistem pencatatan yang rapi dan monitoring kinerja yang konsisten mampu meningkatkan kredibilitas di mata publik.
Implementasi teknologi informasi menjadi solusi yang menjanjikan dalam mengatasi masalah ini. Aplikasi digital untuk pencatatan dan pelaporan keuangan dapat membantu meningkatkan efisiensi dan akuntabilitas pengelolaan dana.
Menuju Pengelolaan BUMDes yang Lebih Baik
Untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, diperlukan komitmen kuat dari semua pihak, mulai dari pemerintah desa hingga pengurus BUMDes. Pelatihan yang berkelanjutan dalam bidang manajemen dan keuangan sangat diperlukan guna meningkatkan kapasitas pengelola. Selain itu, inovasi dalam pengembangan usaha berbasis potensi lokal menjadi kunci agar BUMDes dapat bertahan dan berkembang.
Transparansi, akuntabilitas, dan profesionalisme adalah tiga pilar utama yang harus diperkuat. Dengan pengelolaan yang baik, BUMDes berpotensi menjadi motor penggerak ekonomi desa yang mampu memberikan manfaat nyata bagi kesejahteraan masyarakat.
Penulis: Hendly Mangkali, SKM
(Penulis adalah mantan Konsultan pemberdayaan masyarakat, yang kurang lebih 10 tahun mendampingi kegiatan termasuk BUMDes)