MORUT- Rapat dengar pendapat (RDP) yang di gelar DPRD Morowali Utara (Morut), untuk mengantisipasi gangguan pemadaman listrik di bulan Ramadhan. Senin, 03 Maret 2025 pukul 15.00 wita.
Rapat yang di pimpin oleh Holiliana dan Arief Ibrahim ini dihadiri juga oleh Arman Marunduh. Ketua DPRD Morut Warda Dg Mamala tidak menghadiri rapat. Bupati Morut diwakili oleh Asisten I Krispen Masu, dan turut hadir pula Wakapolres Morut, tokoh-tokoh masyarakat yang selama ini secara berulang kali mengkritik persoalan lampu.
Saat dialog sedang terjadi tiba-tiba gelap gulita karna mati lampu di gedung DPRD Morut. Rapat harus dilanjutkan dengan menggunakan genset.
Dalam RDP ini sejumlah tokoh dan perwakilan warga menyoroti secara keras kepala PLN Morut, Moh. Sofyan. Salah satunya adalah Yusri Kayoa yang menyoroti kepala PLN Morut.
Dalam RDP tersebut Moh. Sofyan mengungkap sejumlah kendala yang dihadapi khususnya saat awal puasa terjadi gangguan. Ia juga mengungkapkan bahwa kondisi mesin yang sedang gangguan dan sisa 1.
“Saat itu ada kabel putus, Karna mesin kami sedang gangguan, sisa 1 maka kami upayakan agar menyala,” ujar Moh. Sofyan
Fakta ini menunjukan bahwa menunggu selesainya aliran listrik dari SUTT, maka perlu ada langkah penanganan jangka pendek yang dilakukan.
Untuk mengantisipasi persoalan tersebut, maka peserta rapat menghasilkan 3 point kesepakatan diantaranya:
1. Pihak PLN Kolonodale akan mengupayakan semaksimal mungkin, untuk mengurangi terjadinya pemadaman listrik selama bulan Ramadhan.
2. Solusi jangka pendek PLN akan fungsikan 4 mesin pembantu yang ada di Tompira, yang mana dua diantaranya dalam proses perbaikan.
3. DPRD bersama pemda dan pihak PLN, dan pihak terkait akan mengagendakan kunjungan kerja ke Sultenggo, PLN Pusat Jakarta, Kementerian ESDM dan DPR RI guna mengoordinasikan upaya penanganan krisis listrik di Kabupaten Morut.