Morowali Utara β Rencana penambahan anggaran sebesar Rp1,8 miliar dalam APBD 2025 untuk merampungkan pembangunan gedung perpustakaan Kabupaten Morowali Utara (Morut) menuai polemik.
Paket proyek bernilai 11 Miliar dari dana DAK 2024 ini ajaib, karna tidak sampai tuntas. Butuh APBD lagi tahun 2025 senilai 1,8 Miliar untuk merampungkan pekerjaan.
Salah satu sumber media ini menyebutkan jika tim pusat saat peninjauan tahun 2022, telah menyampaikan bahwa anggaran DAK 10 M, untuk penyelesaian proyek ini sampai rampung.
“Tahun 2022 waktu tim dari pusat tinjau dilapangan, mereka minta RAB dan disampaikan 10 M sampai tuntas itu pekerjaan, tidak ada ABT,” ungkap sumber media ini
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Morut, Chester Tumimomor, S.Pt, mengklaim anggaran tersebut telah masuk dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) 2025.
Saat dikonfirmasi oleh media mengenai ketersediaan anggaran dalam APBD Tahun 2025, Chester Tumimomor mengungkapkan bahwa dana tersebut memang sudah dialokasikan dan siap untuk digunakan dalam proses penyelesaian gedung perpustakaan.
βIya, Pak, sudah masuk dalam buku DPA 2025,β tulis Chester dalam pesan singkatnya.
Namun, pernyataan tersebut dibantah oleh anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Morut, Helen, SE. Ia menegaskan bahwa tidak ada pembahasan atau persetujuan terkait penambahan anggaran tersebut dalam Banggar maupun telaahan staf.
βTidak ada dibahas di Banggar dan tidak juga masuk telaan staf soal penambahan anggaran Rp 1,8 miliar untuk perpustakaan. Itu kan belum rampung,β tegas Helen.
Sebelumnya, pembangunan perpustakaan dua lantai ini telah menyedot anggaran Rp11 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2024, terdiri dari Rp10 miliar untuk pembangunan fisik dan Rp1 miliar untuk pengadaan buku, komputer, dan mobiler.
Publik turut mempertanyakan transparansi proyek ini, mengingat bangunan belum rampung, sementara buku sebanyak 1.644 eksemplar dengan 907 judul sudah tersedia.