Palu β Anna Fatima Zukhra, politisi muda dari Partai Hanura, menjadi salah satu dari sedikit perempuan yang berhasil menembus kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palu untuk periode 2024β2029. Sosok yang akrab disapa Anna ini hadir dengan semangat baru dan tekad kuat untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.
Bukan berasal dari latar belakang politik, Anna sebelumnya bekerja di bidang pertambangan sebagai staf administrasi keuangan. Namun, di tengah kariernya yang stabil, tumbuh keinginan dalam dirinya untuk menyentuh masyarakat secara lebih langsung. βSaya memilih terjun ke dunia politik karena ingin berkontribusi pada masyarakat dan membuat perubahan positif,β ujar Anna.

Baginya, dunia politik memang sangat berbeda dari dunia kerja sebelumnya. Tapi justru perbedaan itulah yang memantik rasa ingin tahunya. βDulu saya bekerja di sektor yang tertutup dan sangat teknis. Ketika saya mulai melihat bagaimana peran politisi dalam membentuk kebijakan dan mempengaruhi kehidupan masyarakat, saya mulai berpikir, seperti apa rasanya berada di tengah masyarakat dan memperjuangkan suara mereka secara langsung. Dari sanalah saya memantapkan hati untuk masuk ke dunia politik,β jelasnya.
Sebagai perempuan di panggung politik, Anna menyadari tantangan yang dihadapinya tidak sedikit. Namun, ia justru melihat tantangan itu sebagai peluang untuk menghadirkan perubahan yang lebih inklusif. βSaya percaya bahwa empati, keteguhan, dan integritas sangat penting dalam menjalankan tugas sebagai politisi. Perempuan memiliki perspektif yang unik dan bisa memperjuangkan isu-isu yang sering terpinggirkan, termasuk hak-hak perempuan dan anak,β tegasnya.
Dalam menjalankan peran barunya sebagai anggota DPRD, Anna berkomitmen untuk menjadi wakil rakyat yang tidak hanya hadir saat kampanye, tetapi juga aktif mendengarkan dan memperjuangkan aspirasi warganya. Ia menaruh perhatian khusus pada isu-isu sosial, pendidikan, pemberdayaan perempuan, serta pembukaan akses ekonomi yang lebih luas untuk masyarakat kecil.
Memperingati Hari Kartini yang jatuh pada bulan April ini, Anna juga mengungkapkan kekagumannya pada sosok pahlawan perempuan tersebut. βDari Ibu Kartini, kita bisa meneladani semangat perjuangannya untuk emansipasi perempuan. Beliau menunjukkan bahwa perempuan bisa menjadi agen perubahan dengan keteguhan hati. Semangat ini sangat relevan dalam perjuangan saya sebagai politisi perempuan,β tuturnya.
Anna berharap kehadirannya di DPRD Kota Palu tidak hanya menjadi simbol keterwakilan perempuan, tetapi juga motor penggerak perubahan yang berpihak pada masyarakat kecil. Ia membuka diri untuk terus belajar, berdialog, dan bekerja sama demi membangun Kota Palu yang lebih adil dan sejahtera bagi semua.
Dengan tekad yang kuat dan semangat Kartini yang menginspirasi, Anna Fatima Zukhra menunjukkan bahwa politik bukan hanya milik kaum pria. Ia adalah bukti nyata bahwa perempuan mampu duduk di kursi pengambil kebijakan dan membawa perubahan yang berdampak luas bagi kehidupan masyarakat.