Palu — Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, kembali menjadi sorotan publik usai pernyataan tegasnya yang viral dalam sebuah video. Dalam pertemuan bersama Aparatur Sipil Negara (ASN), Anwar secara blak-blakan menyampaikan dua hal penting menyangkut etika birokrasi: tidak perlu cari muka dan tidak perlu melobi istrinya untuk meraih jabatan.
“Tidak usah cari muka, pokoknya kerja saja. Saya mau kasih tahu, kalau bisa tidak usah itu mau pigi-pigi dirumah jabatan kalau malam. Saya mau tidur juga kalau malam,” tegas Anwar di hadapan para pegawai.
Ia menegaskan bahwa dalam urusan jabatan, tidak ada satu pun pihak yang bisa mempengaruhi keputusannya, apalagi melalui jalur informal.
“Kalau urusan jabatan, mau siapapun tidak ada yang bisa mempengaruhi saya. Jadi perlihatkan saja kinerjamu,” lanjutnya.
Pernyataan ini sekaligus menjadi sindiran keras terhadap praktik “titip nama” dan “lobi-lobi keluarga pejabat” yang seringkali terjadi dalam sistem birokrasi. Ia secara khusus menekankan bahwa istrinya, Sry Nirwanti Bahasoan, tidak akan dan tidak pernah mencampuri urusan pemerintahan.
“Tidak usah kamu orang pigi ba lobi-lobi sama istri saya. Istri saya itu kasian, tidak tahu urusan yang begitu. Karena waktu saya menikah, saya berikrar: saya punya kerja di pemerintahan, jangan kau pernah campur di pemerintahan. Jadi ibu-ibu, jangan campuri urusan bapak-bapak,” tandas Anwar Hafid.
Anwar Hafid dikenal sebagai pemimpin yang berangkat dari akar perjuangan. Mengawali karier dari bawah, ia menapaki jalur birokrasi dan politik dengan rekam jejak yang bersih. Pernah menjabat sebagai Bupati Morowali selama dua periode, ia kemudian melanjutkan pengabdian sebagai anggota DPR RI sebelum akhirnya dipercaya rakyat untuk memimpin Sulawesi Tengah sebagai gubernur.
Karakternya yang tegas, namun merakyat, menjadi ciri khas yang membedakan dirinya. Dalam berbagai kesempatan, Anwar selalu menekankan pentingnya integritas, profesionalisme, dan kerja nyata, bukan pencitraan.
Sry Nirwanti Bahasoan, istri Anwar Hafid yang kini menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Sulawesi Tengah, adalah sosok pendamping yang selalu menjaga komitmen rumah tangga dan profesionalisme. Ia dikenal tidak pernah mencampuri urusan birokrasi, apalagi memanfaatkan posisi suaminya untuk kepentingan pribadi atau politik.
Dalam sejumlah catatan media, Sry Nirwanti justru lebih memilih fokus pada penguatan peran perempuan dan keluarga melalui program-program PKK. Meski punya peluang besar untuk terjun ke politik, ia menolak godaan tersebut, memperlihatkan integritas yang jarang dimiliki oleh figur publik di lingkar kekuasaan.
“Istri pejabat seperti ini yang didambakan masyarakat. Tidak ikut campur, tidak membangun jaringan kekuasaan pribadi, dan tetap fokus menjalankan peran sosialnya dengan baik,” ujar salah satu tokoh perempuan Sulteng.
Pernyataan dan sikap Anwar Hafid ini menjadi angin segar di tengah berbagai kasus penyalahgunaan kekuasaan yang melibatkan keluarga pejabat di daerah. Ia menjadi contoh nyata bagaimana pemimpin bisa menjaga etika kekuasaan, memisahkan urusan rumah tangga dengan birokrasi, dan membangun sistem yang profesional.
Dengan latar belakang karir yang panjang, pengalaman legislatif dan eksekutif, serta didukung oleh pasangan yang sejalan dalam prinsip, Gubernur Anwar Hafid membawa harapan baru bagi tata kelola pemerintahan yang bersih dan berintegritas di Sulawesi Tengah.