MORUT- Nama Sepriyanus Kelo mungkin tidak begitu sering terdengar dalam hiruk pikuk birokrasi. Ia bukan sosok yang suka menonjolkan diri, tetapi jejak pengabdiannya selama 32 tahun sebagai aparatur sipil negara (ASN) justru meninggalkan kesan mendalam bagi banyak orang yang pernah bekerja bersamanya.
Mengakhiri karier sebagai Kepala Bidang di Dinas Pertanian Kabupaten Morowali Utara, Sepriyanus dikenal bukan karena jabatan atau kekuasaan, melainkan karena keteladanan dalam hal-hal kecil yang bermakna besar. Disiplin, peduli pada lingkungan kerja, dan tak segan memberi contoh langsung — itulah ciri khasnya.
Bagi banyak orang di lingkup pertanian, Sepriyanus bukan sekadar atasan, tapi panutan. Ia menunjukkan bahwa3 loyalitas dan tanggung jawab tidak perlu diumbar dengan kata-kata, cukup ditunjukkan lewat tindakan sederhana: memasang bendera dengan benar, menjaga kebersihan kantor, dan memastikan setiap kegiatan berjalan sesuai nilai-nilai kedisiplinan.
Kini, setelah ia pensiun, kekosongan itu terasa. Kantor BPP Mori Utara, yang dulu selalu hidup dengan semangat kebersamaan saat ada kegiatan kecamatan, kini tampak lesu. Tak ada lagi umbul-umbul yang biasa menghiasi halaman kantor saat ada perayaan, bahkan bendera merah putih yang seharusnya menjadi simbol penghormatan pun tak pernah diturunkan meski hari libur. Di depan kantor, sampah plastik berserakan di drainase, seolah mencerminkan hilangnya roh kepedulian yang dulu dijaga Sepriyanus.
“Besok pembukaan Bupati Cup di Mayumba, lihat saja kantor BPP Mori Utara, bendera yang pak Sepriyanus pasang tidak pernah diturunkan dan umbul-umbulnya juga tidak ada, sampah plastik berserakan di got, padahal Bupati mau datang,”ujar warga (12/10)
Bagi banyak rekan sejawat, pensiunnya Sepriyanus bukan sekadar berakhirnya masa kerja, tetapi juga hilangnya sosok teladan yang memberi makna pada arti pengabdian. Ia tidak hanya bekerja, tetapi menanamkan nilai — bahwa integritas dan ketulusan adalah fondasi utama seorang abdi negara.
Dan yang tak kalah berharga, Sepriyanus Kelo dikenal sebagai pejabat yang terbuka terhadap kritik, bahkan menjadikan masukan dari media sebagai bahan refleksi, bukan ancaman. Dalam diamnya, ia mengajarkan bahwa menjadi pejabat bukan soal kuasa, tetapi soal menjaga kepercayaan publik dengan sikap yang jujur dan rendah hati.
Sepriyanus Kelo satu sosok teladan — yang mungkin sederhana, namun meninggalkan jejak integritas yang sulit tergantikan.







Komentar