Cerita Nyata Warga Saat Warda Dg Mamala Jaga Kios Sebelum Jadi Legislator

Berita163 Dilihat

MORUT- Jalan politik Warda Dg Mamala bukanlah perjalanan yang lurus tanpa hambatan. Ia menapaki karir dengan penuh lika-liku, melewati badai besar, hingga akhirnya mencatatkan rekor emas sebagai politisi perempuan pertama di Morowali Utara yang mampu bertahan empat periode berturut-turut.

Perpindahan partai hingga daerah pemilihan tidak pernah menggoyahkan langkahnya. Justru hal itu semakin menegaskan kepiawaiannya dalam meramu strategi politik, sekaligus membuktikan bahwa kepercayaan masyarakat kepadanya begitu kuat.

Bukan hanya karena kecerdikannya dalam berpolitik, tetapi juga karena kepedulian yang tulus. Sifat suka membantu, merangkul, dan mendengar keluh kesah warga menjadi energi yang meneguhkan posisinya.

Di bawah komando Warda Dg Mamala, Morowali Utara menguning dengan soliditas kader dan simpatisan Partai Golkar yang semakin kokoh. Ia bukan hanya permata politik Morut, tetapi juga berlian Golkar yang bersinar di Sulawesi Tengah bahkan di panggung politik nasional.

Kebaikan dan ketulusan hati seorang Warda Dg Mamala, diceritakan langsung oleh salah satu warga tanpa kami wawancarai,

“Saya masih sangat ingat awal mula Ibu Warda pertama kali ikut calon legislatif. Waktu itu beliau sedang menjaga tokonya, biasanya yang jaga adalah adiknya atau bapaknya, karena toko itu letaknya pas di depan Polsek.

Saya memang sudah biasa berbelanja dengan cara bon beras dan kebutuhan dapur di sana, karena saat itu suami saya masih bekerja sebagai buruh bangunan. Suatu hari saya berkata kepada Ibu Warda, “Bu, bisa saya bon lagi, kan semua bon saya sebelumnya sudah lunas?”

Beliau sempat menjawab, “Saya tidak kenal kau, de.”
Saya pun menjelaskan, “Coba ibu buka buku catatan bon, ada nama saya di situ.”

Akhirnya beliau membuka buku itu, dan benar saja, nama saya ada sebagai pelanggan tetap. Saat itulah beliau berkata lagi, “De bantu dan dukung saya mo maju anggota dewan, ya.”

Saya langsung menjawab, “InsyaAllah bu, saya bantu.”
Sepulang dari situ, saya sampaikan kepada suami bahwa kita harus mendukung Ibu Warda.

Ketika pemilihan berlangsung, kami memilih beliau. Setelah beliau terpilih, ada acara syukuran di rumah, dan saya juga ikut hadir membantu.

Beberapa waktu kemudian, saat saya datang untuk membayar bon di toko, kebetulan Ibu Warda yang menjaga. Masya Allah, beliau tidak mau menerima uang saya. Beliau langsung mencoret bon saya di buku dan menyatakan lunas.

Saat itu, saya hanya bisa berkata dalam hati, “Ya Allah, mudahkanlah hidup dan rezekinya Warda Daeng Mamala. Terangilah jalan dan tujuan hidupnya dengan cahaya-Mu, ya Allah.”

Itulah doa saya di hadapan beliau di dalam toko waktu itu. Semoga Ibu Warda tidak lupa dengan saya, meskipun saya sampai mati akan tetap mengingat jasanya,”cerita warga yang namanya tidak kami publikasikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *