oleh

Oknum Anggota DPRD Provinsi Gorontalo yang Viral Sebut “Rampok Uang Negara” adalah Anak Mantan Bupati yang Terjerat Korupsi

GORONTALO- Fenomena yang tengah menjadi sorotan publik di Gorontalo menunjukkan wajah suram sebagian elite politik.

Ucapan seorang anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Wahyudin Moridu, yang adalah putra mantan Bupati Boalemo, Darwis Moridu, mencerminkan sikap yang nir-empati terhadap penderitaan rakyat.

Nirempati artinya adalah ketiadaan sifat empati atau kepedulian akan sikap maupun emosi orang lain.

Dalam sebuah video yang beredar luas, ia dengan santai dan penuh tawa menyebut akan “memiskinkan negara” bahkan “merampok uang negara dan menghabiskannya”.

Perilaku dan pernyataan seperti ini bukan sekadar kontroversi. Ia menunjukkan pola pikir yang berbahaya: normalisasi perilaku koruptif di tengah krisis kepercayaan masyarakat terhadap lembaga legislatif. Lebih ironis lagi, rekam jejak keluarga Wahyudin sendiri tak lepas dari persoalan hukum: sang ayah pernah terjerat kasus korupsi Program Jalan Usaha Tani (JUT) Dinas Pertanian Kabupaten Boalemo tahun anggaran 2019, setelah sebelumnya sempat menjalani hukuman enam bulan penjara dalam kasus penganiayaan.

Langkah politik Wahyudin yang mengikuti jejak ayahnya seolah mempertegas budaya dinasti politik yang kerap melahirkan praktik-praktik tak terpuji. Ucapan yang terekam dalam video itu tidak hanya menyinggung etika pejabat publik, tetapi juga mengancam kredibilitas lembaga perwakilan rakyat. Publik berhak mempertanyakan integritas dan moralitas seorang legislator yang seharusnya menjadi pengawas penggunaan anggaran, bukannya memperolok-oloknya.

Narasi ini harus menjadi alarm bagi partai politik dan lembaga penegak hukum untuk tidak menoleransi perilaku pejabat publik yang merendahkan nilai integritas. Jika tidak, budaya “merampok negara” akan terus lestari di ruang kekuasaan, sementara rakyatlah yang kembali menjadi korban.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *