oleh

Kopi Bubuk Bencue, Kopi Asli Morowali Utara yang Nikmat

Mori Utara — Kelompok Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Kopi Bencue di Desa Peleru, Kecamatan Mori Utara, Kabupaten Morowali Utara, kini menghadapi tantangan serius akibat naiknya harga bahan baku kopi di tingkat petani.

Harga biji kopi yang sebelumnya berada di kisaran Rp45.000 per kilogram, kini melonjak hingga Rp53.000, bahkan sempat menembus Rp63.000 per kilogram pada puncak kenaikan. Kondisi ini membuat biaya produksi meningkat dan memaksa kelompok BKK Kopi Bencue mempertimbangkan penyesuaian harga jual produknya ke depan.

“Dengan kenaikan harga bahan baku, kami harus menyesuaikan harga agar produksi tetap berjalan. Saat ini margin keuntungan per bungkus hanya sekitar seribu rupiah,” ungkap salah satu pengurus BKK Kopi Bencue.

Meski dihadapkan pada tekanan harga, kelompok BKK ini masih mampu mempertahankan aktivitas produksi. Selama bulan Oktober 2025, mereka memproduksi 210 bungkus kopi bubuk Bencue dengan berbagai ukuran berdasarkan pesanan:

100 gram: 20 bungkus

150 gram: 69 bungkus

250 gram: 91 bungkus

500 gram: 30 bungkus

Secara keseluruhan, produksi bulanan Kopi Bencue rata-rata mencapai 200–250 bungkus. Namun, dengan margin keuntungan yang sangat tipis, kelompok BKK berharap adanya dukungan dalam bentuk promosi dan ruang pemasaran yang lebih luas. Kopi ini telah di pasarkan ke Makassar, Kalimantan hingga ke Jakarta.

Kopi Bencue dikenal sebagai produk lokal khas Morowali Utara dengan cita rasa nikmat tanpa tambahan gula. Produk ini menjadi salah satu contoh keberhasilan program BKK Pemda Morowali Utara dalam mendorong ekonomi desa berbasis potensi lokal.

Pihak kelompok berharap, ke depan Kopi Bencue dapat dipamerkan dalam berbagai kegiatan daerah, seperti perayaan HUT Morowali Utara dan event promosi produk unggulan lainnya, agar lebih dikenal masyarakat luas.

Promosi perlu terus dilakukan agar Kopi Bencue punya tempat di hati masyarakat Morut dan menjadi kebanggaan daerah

Dengan semangat bertahan di tengah tantangan harga, Kopi Bencue tetap menjadi simbol kerja keras petani dan pelaku UMKM desa yang berkomitmen menjaga kualitas dan cita rasa kopi khas Morowali Utara.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *