Morowali Utara – Warga Morowali Utara menyayangkan perilaku sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) yang mengikuti studi banding ke Batam sekaligus melancong ke Singapura.
Kegiatan tersebut dinilai tidak peka terhadap situasi ekonomi masyarakat yang tengah sulit. Banyak warga masih bergulat dengan harga kebutuhan pokok yang tinggi dan infrastruktur dasar yang belum memadai, sementara pejabat justru memperlihatkan gaya hidup mewah di media sosial.
Arahan Wakil Bupati Morowali Utara, Djira K, pada apel 15 September 2025 lalu sebenarnya sudah jelas: pejabat diminta menerapkan pola hidup sederhana dan tidak memamerkan kemewahan. Bahkan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian pada 2 September 2025 mengingatkan kepala daerah dan pejabat publik agar tidak melakukan flexing yang bisa memicu sentimen negatif masyarakat.
Namun kenyataan di lapangan berbeda. Sejumlah pejabat PUPR Morut, termasuk Kabid Fahrudin Lalu, justru terlihat berada di luar negeri dan mengunggah potret perjalanan mereka ke Facebook.
“Saat rakyat lagi susah, mereka malah pamer jalan-jalan. Ini sangat melukai hati masyarakat,” ungkap seorang tokoh masyarakat.
Selain gaya hidup, publik juga mempertanyakan urgensi Bimtek yang digelar di Batam dengan materi air bersih. Masyarakat meragukan apakah kegiatan itu benar-benar menjawab kebutuhan mendesak daerah. Redaksi telah berupaya mengonfirmasi hal ini ke Kabid PUPR Morut melalui WhatsApp, tetapi hingga berita ini tayang belum ada jawaban meski pesan sudah dibaca.
Masyarakat berharap pejabat Morowali Utara lebih peka terhadap penderitaan rakyat, mencontohkan kesederhanaan, dan memprioritaskan pelayanan publik ketimbang menunjukkan gaya hidup hedonis.
Komentar