PALU- Masjid Raya Baitul Khairaat berdiri megah di atas lahan seluas 4 hektar di Jalan Jaelangkara, Palu Barat. Dengan anggaran pembangunan mencapai Rp376 miliar, masjid ini menjadi salah satu proyek strategis Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah sekaligus ikon baru kebanggaan masyarakat.
Dari kejauhan, keindahan masjid sudah memikat mata. Kubah megah menjulang dengan kilauan elegan, sementara di bagian depannya berdiri jam raksasa yang menjadi penanda waktu sekaligus ikon arsitektur yang unik. Hamparan halaman luas menambah kesan anggun, dengan sentuhan modern yang berpadu harmonis dengan nilai religius.
Di balik kemegahannya, masjid ini dibangun dengan fondasi tiang pancang kokoh serta material pilihan yang tahan gempa, sebuah simbol keteguhan masyarakat Palu yang bangkit dari bencana. Desain modern berpadu dengan sentuhan islami menghadirkan suasana damai sekaligus gagah.
Tak hanya sebagai rumah ibadah, masjid ini juga dilengkapi instalasi pengolahan air limbah (IPAL) sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan. Area depannya dirancang sebagai pusat kuliner, sehingga menjadi ruang pertemuan masyarakat yang hidup, ramah, dan terbuka.
Lebih dari sekadar bangunan, Masjid Raya Baitul Khairaat adalah monumen kebangkitan. Ia berdiri di lokasi bekas Masjid Agung Darussalam Palu, yang sarat sejarah, kini menjelma dengan wajah baru yang lebih modern, megah, dan mempesona.
Ketika matahari terbenam, cahaya temaram senja yang membelai dinding masjid menghadirkan panorama menakjubkan—seakan mengingatkan bahwa di balik setiap luka, selalu ada cahaya indah yang lahir dari harapan dan doa.
Komentar