BANGGAI KEPULAUAN – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diharapkan menjadi solusi pemenuhan gizi anak sekolah di Kabupaten Banggai Kepulauan justru kembali menimbulkan masalah serius. Sebanyak 157 siswa dari sejumlah sekolah di daerah ini diduga mengalami keracunan makanan setelah mengonsumsi menu MBG pada Rabu (17/9).
Insiden ini bukan yang pertama. Dalam beberapa bulan terakhir, laporan serupa pernah muncul, namun belum ada evaluasi menyeluruh. Kejadian yang berulang ini memicu kritik tajam terhadap manajemen program MBG yang dinilai lemah dalam pengawasan kualitas dan keamanan pangan.
“Programnya sangat baik secara konsep, tapi implementasinya kacau. Tidak ada kontrol ketat terhadap penyedia jasa katering, higienitas dapur, maupun standar gizi makanan,” ujar salah satu orang tua murid yang anaknya ikut menjadi korban.
Publik menilai kejadian ini sebagai bukti lemahnya tata kelola program MBG.
Kalau pengelolaannya profesional dan bertanggung jawab, kasus ini tidak berulang. Ini harus jadi alarm bagi pemerintah daerah untuk mengevaluasi total MBG agar tidak lagi mengorbankan keselamatan anak-anak
Program MBG sendiri menyedot anggaran miliaran rupiah. Namun, transparansi pemilihan penyedia dan pengawasan mutu makanan masih minim. DPRD Banggai Kepulauan diminta segera turun tangan memanggil dinas terkait, melakukan audit terbuka, dan memastikan pertanggungjawaban pihak pengelola.
Komentar