SALAKAN — Di pesisir laut Pulau Peleng, Kabupaten Banggai Kepulauan, tinggal seorang perempuan muda yang kini tengah naik daun di dunia digital. Namanya Nona Sawii, konten kreator asli suku Bajo, yang telah mengumpulkan lebih dari 1,5 juta pengikut di media sosial.
Lewat unggahan-unggahannya, Nona Sawii memperlihatkan kehidupan masyarakat Bajo yang begitu dekat dengan laut. Dari cara mereka mencari nafkah, memasak hasil laut, hingga tradisi sederhana yang diwariskan turun-temurun. Semua disampaikan dengan gaya khasnya, logat Luwuk yang lembut dan kata-kata sederhana yang membuat penonton merasa akrab.
Setiap kontennya selalu menarik perhatian publik. Ratusan ribu orang menonton, menyukai, dan berkomentar. Tak jarang, video yang ia unggah menjadi bahan perbincangan netizen.
Salah satu yang paling viral adalah ketika ia membagikan video menyantap taripang mentah, hewan laut yang jarang dikonsumsi masyarakat umum. Reaksi warganet pun beragam—ada yang penasaran, ada yang kagum, bahkan ada yang tak percaya dengan keberanian perempuan Bajo ini.
Namun di balik itu semua, Nona Sawii tak hanya sekadar berbagi sensasi. Ia membawa pesan edukatif: memperkenalkan kearifan lokal dan budaya hidup masyarakat Bajo kepada dunia luar. Laut bukan sekadar sumber makanan bagi mereka, tetapi juga rumah, identitas, dan jantung kehidupan.
Dengan wajah manis, suara lembut, dan ketulusan dalam setiap kata, Nona Sawii menjelma menjadi wajah baru generasi muda pesisir yang menjaga budaya sambil menyesuaikan diri dengan zaman digital. Dari tepian laut Salakan, ia menyapa dunia, membuktikan bahwa cerita sederhana pun bisa menginspirasi jutaan orang.

 
  
																						










Komentar