PALU- Pendidikan adalah prioritas utama yang harus diakselerasi guna mewujudkan Sulteng sebagai daerah maju.
Demikian pernyataan Gubernur Dr. H. Anwar Hafid, M.Si saat membuka Konferensi Kerja Provinsi (Konkerprov) I PGRI Sulteng di Hotel Gran Sya, Jum’at malam (13/9).
“Kuncinya satu pendidikan harus maju karena pendidikan ini investasi jangka panjang,” tegasnya di hadapan peserta Konkerprov PGRI Sulteng periode 2024-2029.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Pendidikan Anwar Hafid mengupas rekam jejaknya sebagai figur kepala daerah yang sangat berpihak pada guru dan pendidikan sejak masih menjadi Bupati Morowali.
Diungkapnya bahwa di Morowali, ia mencetuskan program-program progresif seperti wajib belajar 12 tahun plus kuliah dan program satu laptop satu guru.
Komitmen besarnya terhadap pendidikan makin kuat lagi setelah menjadi gubernur. Melalui kebijakan efisiensi anggaran, Pemprov Sulteng terangnya mengalokasikan hampir Rp. 300 Miliar dari APBD untuk kepentingan pendidikan lewat program strategis BERANI Cerdas.
Program mulia yang bertujuan mencegah anak putus sekolah akibat kendala finansial orangtua, khususnya di jenjang SMA/SMK dan perguruan tinggi.
Gubernur Anwar menjelaskan salah satu implementasi Berani Cerdas ialah pemberian beasiswa kepada mahasiswa Sulteng yang menempuh studi di jurusan dan universitas manapun, dengan besaran yang disesuaikan dengan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang ditetapkan oleh kampus masing-masing.
Lebih jauh lagi, gubernur juga gencar menjajaki kerjasama dengan kampus-kampus terkemuka seperti Universitas Hasanuddin (Unhas), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk program afirmasi jurusan-jurusan unggulan diantaranya teknik metalurgi.
Bahkan kerjasama diperluas lagi hingga skala mancanegara, salah satunya dengan Yayasan Global Katalyst guna memobilisasi anak-anak Sulteng menempuh kuliah ke Jerman.
Terobosan inovatif lainnya, mencanangkan program wajib belajar tiga belas tahun yang saat ini sedang digodok menjadi Peraturan Daerah (Perda). Program ini mengamanatkan pendidikan dimulai sejak jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
“Apa pun kita lakukan supaya sumber daya manusia kita meningkat,” tegasnya dengan mantap.
Terlepas dari itu semua, gubernur menekankan bahwa sehebat apapun program dan kebijakan yang diambil tak akan signifikan tanpa peran aktif guru sebagai garda depan.
Karena itu lewat Konkerprov, ia menantang para guru untuk menghasilkan rekomendasi konstruktif sebagai referensi penting pemprov dalam memacu pembangunan pendidikan.
“Tolong hasilkan banyak rekomendasi, apa-apa saja yang harus kita lakukan supaya pendidikan di Sulawesi Tengah ini semakin maju,” titipnya berpesan.
Lebih jauh lagi, gubernur menyadari urgensi kesejahteraan guru sebagai motivasi mereka dalam berkarya. Olehnya di momen tersebut, ia mengagendakan pemberian reward bagi guru-guru terbaik yang akan dimulai tahun depan pada Konkerprov berikutnya.
“Saya yakin ada guru-guru kita yang punya dedikasi dan pengabdian tanpa batas,” ucapnya yang disambut tepuk tangan riuh para peserta.
Di kesempatan itu, Ketua TP-PKK Sulteng Ir. Sry Nirwanti Bahasoan resmi dikukuhkan sebagai Ibunda Guru dan Sulteng merupakan provinsi ketiga di Indonesia yang memiliki Ibunda Guru selain Jambi dan Lampung.
Selain itu, turut diserahkan penghargaan kepada PGRI Kabupaten Kota yang mewujudkan tata kelola keuangan organisasi yang baik dan taat membayar iuran anggota.
Pembukaan Konkerprov PGRI antara lain dihadiri pengurus pusat PGRI R. Kadarmanta Baskara Aji, Ketua Komisi IV DPRD Sulteng Moh. Hidayat Pakamundi, Kadis Pendidikan Sulteng Yudiawati V. Windarrusliana, SKM., M.Kes, Ketua PGRI Sulteng Syam Zaini, S.Pd., M.Si, forkopimda dan mitra kerja terkait.
Komentar