MORUT- Diserang netizen, video siaran langsung oknum ASN di Kabupaten Morowali Utara (Morut) bersama seorang remaja penyandang disabilitas viral di media sosial pada Rabu, 17 Desember 2025. Video tersebut menuai kecaman publik karena diduga memuat pernyataan bernuansa menghina penyandang disabilitas.
Oknum pegawai tersebut diketahui bernama Sarmoli. Dalam video live TikTok yang beredar, ia terlihat mengenakan seragam Korpri saat berinteraksi dengan remaja penyandang disabilitas tersebut.
Pasca video itu viral dan mendapat sorotan luas, Sarmoli mengaku mengalami tekanan psikologis. Ia menyampaikan bahwa selama dua hari setelah video tersebut menyebar, dirinya tidak bisa tidur dan tidak bisa makan karena shock dan beban pikiran.
“Saya benar-benar shock.Saya akui salah dan saya mohon maaf. Dua hari saya tidak bisa tidur dan tidak bisa makan. Saya sangat terpukul dan menyesali, saya tidak bermaksud menghina penyandang disabilitas dan saya sudah memohon maaf kepada adik Cahyo, kepada pihak sekolah dan keluarga dan permohonan maaf saya diterima. Saya juga mohon maaf kepada semua masyarakat terlebih khusus warga Morowali Utara ,” ungkap Sarmoli kepada media ini
Dalam kondisi terisak, Sarmoli juga menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada Cahyo dan seluruh masyarakat Morowali Utara atas pernyataannya dalam siaran langsung tersebut.
“Supaya semuanya bisa clear dan teratasi, sekali lagi saya mau minta maaf,” ujarnya.
Sebagai bentuk tanggung jawab moral, Sarmoli juga memposting video percakapan permohonan maaf secara langsung kepada remaja penyandang disabilitas yang diketahui bernama Cahyo.
Menariknya, dalam video tersebut Cahyo justru menunjukkan sikap dewasa dan menyejukkan. Ia menerima permintaan maaf Sarmoli dan menyampaikan pesan penuh empati.
“Intinya bapak harus kuat, pasti semua orang itu punya salah, Pak,” ujar Cahyo.
Sarmoli mengakui bahwa dirinya tidak menyadari candaan yang dilontarkan dalam siaran langsung tersebut dapat berdampak serius dan menyinggung perasaan pihak lain.
Kasus ini menjadi perhatian publik sekaligus pengingat pentingnya etika aparatur sipil negara dalam bermedia sosial, serta perlunya sikap saling menghormati, khususnya terhadap penyandang disabilitas.













Komentar